PENGELOLAAN PESERTA DIDIK
“PENGELOLAAN
PESERTA DIDIK”HALAMAN SAMPUL
DISUSUN
OLEH:
1.
Dwi Cahyaningsih (A1C317009)
2.
Suci Utari (A1C317021)
3.
Ayudiah A Siahaan
(A1C317046)
4.
M. Arif Rahman Hakim (A1C317067)
5.
Ana Ferawati (A1C317075)
DOSEN
PENGAMPU:
Dwi Agus
Kurniawan, S.Pd, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan
Peserta Didik ini.
Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Bapak
Dwi Agus Kurniawan, S.Pd.,M.Pd atas segala bimbingan dan arahan selama
penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritikan yang
membangun demi memperbaiki makalah ini.
Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa yang
membutuhkan. Aamiin
Jambi, Oktoer 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4
1.2 Tujuan............................................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka................................................................................................. 5
2.1.1 Identifikasi Pengelolan Peserta Didik................................................... 5
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta
Didik...................................... 9
2.1.3 Langkah
Langkah Pengelolaan Peserta Didik....................................... 19
2.2 Kajian Teorotis................................................................................................ 31
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 33
3.2 Saran................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan sebagai media penanam
karakter setiap generasi muda sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia
sangatlah penting. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus
diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap
peningakatan sumber daya manusia yakni: (1) saran gedung, (2) buku yang
berkulitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional (Pangastuti, 2017:
36).
Pendidikan sebagai suatu sistem tentunya mempunyai masalah yang
sangat luas, kompleks dan unik. Baik pada tingkat makro maupun mikro. Selama
manusia masih di bumi masih membutuhkan pendidikan, selama itu pula
permasalahan pendidikan tidak akan pernah berakhir. Permasalahan pendidikan
bukan hanya untuk dilihat didengar tetapi juga harus ditemukan pemecahannya
melalui penelitian.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Kualitas pendidikan di Indonesia sekarang ini masih jauh
di bawah kualitas pendidikan negara tetangga seperti Malaysia apalagi
Singapura. Sebagai salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan nasional,
maka kinerja tenaga pendidik dan kependidikan perlu dipertanyakan. Kenapa dulu
negara lain mengimport guru dari Indonesia kini memiliki kualitas pendidikan
yang lebih baik dari Indonesia. Seperti kita ketahui sekarang ini banyak tenaga
pendidik yang sekarang mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia masuk melalui jalur
khusus, jalur yang tidak wajar namun umum diketahui.Istilahyang banyak
digunakan untuk fenomena ini adalah“rahasia umum”.Kata orang, kalau tidak punya
uang, tidak bisa jadi pegawai negri.Menyedihkan tapi itulah yang telihat di
masyarakat sekarang ini.
Peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia dilakukan ditiap lembaga pendidikan dan juga
pengelolaan dan manajemen di sekolah terhadap peserta didik. Menurut Anwar
(2015: 1-2), manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu
(sumber daya) untuk mencapai tujuan, jadi manajemen adalah proses
pengintegrasian sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem totalitas
untuk menyelesaikan tujuannya. Pada umumnya manajemen dikaitkan dengan
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan
dalam satu organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
yang ada didalam suatu lembaga sehingga terwujud efektivitas dan efisienso dalam
mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui apa itu indentifikasi Pengelolan Peserta Didik
2.
Untuk
mengetahui tujuan dan fungsi Pengelolan Peserta Didik
3.
Untuk
mengetahui langkah – langkah Pengelolan Peserta Didik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Identifikasi Pengelolan Peserta Didik
Manajemen berasal dari kata to
mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan
sekolah/ organisasi. Pengelolaan dilakuan kepala sekolah dengan kewenangannya
sebagai manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan
dengan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan (Nur, 2016:94).
Menurut
Rahayu (2015 : 358 ) Manajemen adalah penyelesaian
tujuan-tujuan melalui usaha usaha
orang lain. Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan material.
Istilah lain dari manajemen, yaitu pengelolaan. Manajemen merupakan kata dalam
bahasa Inggris, yakni management yang berarti ketatalaksanaan, tata
pimpinan, dan pengelolaan. Sedangkan pengelolaan adalah penyelenggaraan atau
pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif,
dan efisien. Di sisi lain, pendapat “pengelolaan diartikan sebagai kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
kegiatan-kegiatan orang lain”. Pembelajaran merupakan tindakan atau kegiatan
yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh peserta didik . Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen peserta didik adalah penataan atau
pengaturan terhadap segala kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan
peserta didik, dimulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari sekolah atau lembaga kependidikan lainnya. Tujuan dari manajemen peserta didi adalah untuk
mengatur kegiatan dibidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolahdapat
berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur sesuai dengan tujuan dari
pendidikan tersebut.(Putra, 2016:1-2)
Menurut Agustina (2018:19), mengatakan
bahwa karakterinstik peserta didik yaitu totalitas kemampuan dan perilaku yang
ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan
lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitas dalam mewujudkan
harapan dan cita-cita. Ada 4 hal yang dominan dari karakterinstik siswa yaitu
sebagai berikut:
1.
Kemampuan dasar
misalnya kemampuan kognitif atau
intelektual,efektif dan psikomotor.
2.
Latar belakarng
cultural local, status social, status ekonomi, agama dll
3.
Perbedaan keprobadian
seperti sikap, perasaan, minat dll
4.
Cita-cita, pandangan
kedepan, keyajinan diri, daya tahan dll.
Student characteristics are likely to be related to
community service participation. Characteristics as the student
race/ethnicity,grade level and school performance are other related to the
resolute available to the students for transportation or for clothing or
supplies used in the service student knowledge of and access to community
service opportunities based on contacts through family or friend. more likely
to (Nurlin,
1997: 08).
Terjemah:
Karakterinstik
siswa cenderung berkaitan dengan partisipasi layanan masyarakat. Karakterinstik
sebagai ras/tingkat etnisitas siswa dengan kinerja sekolah adalah hal-hal lain
yang berkaitan dengan ketegasan yang tersedia bagi siswa untuk transportasi
atau pakaian , perlengkapan yang digunakan dalam pengetahuan siswa layanan dan
akses peluang layanan community
berdasarkan kontak melalui keluarga atau teman ( Nurlin, 1997 : 08 )
Menurut Susanto
(2013: 76-77) Perkembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan tugas
perkembangannya baik dalam aspek kognitif maupun aspek non kognitif sebagai
berikut:
1.
Tahap Sensori motor (
usia 0-2 tahun ) Pada tahap ini belum memasuki usia sekolah.
2.
Tahap Pra-Operasional (
usia 2-7 tahun ) Pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya masih terbatas.
Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama
perilaku orang lain ( khususnya orang tua dan guru ) yang pernah ia lihat
ketika orang lain itu merespon terhadap
perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi masa lampau. Peserta didik mulai mampu menggunakan
kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan
kalimat-kalimat pendek secara efektif.
3.
Tahap Operasional
konkret ( usia 7-11 tahun ) Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi,
misalnya volume dan jumlah mempunyai kemampuan
memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatnya. Selain itu, peserta
didik sudah mampu berfikir sistematis mengenai benda – benda dan peristiwa yang konkret.
4.
Tahap Operasional
formal ( usia 11-15 tahun ) Pada usia ini peserta didik sudah menginjak usia remaja, pengembangan kognitif
peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan
mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif baik secara simultan (serentak) maupun berurutan. Misalnya,
kapasitas merumuskan hipotesis,dan menggunakan
pprinsip-prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan hipotesis (anggapan dasar) peserta didik mampu
berpikir untuk memecahkan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respons. Adapun dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip
abstak, seperti agama dan matematika.
Menurut
Knezevich dalam buku Saifuddin ( 2018: 56 ), mengemukakan bahwa yang dimaksud
pengelolaan peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan,pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas seperti.
Pengenalan ,pendaftaran, layanan induviduan seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Pengertian peserta
didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah.
Menurut Supriyo (2015:83),
mengatakan bahwa Undang
- undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pada pasal 3 dinyatakan
bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar
menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
Menurut Mayasari (2015 : 433-434),
menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan proses pengadministrasian,
pengaturan, atau penataan suatu kegiatan atau proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.”. Manajemen pembelajaran dalam program kesetaraan
merupakan suatu proses pengelolaan dalam suatu pembelajaran yang dilaksanakan
pada program kesetaraan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan. Pelaksanaan program pembelajaran ini, layaknya sekolah formal
pada umumnya juga memerlukan manajemen pembelajaran yang baik. Hal ini terutama
agar pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dalam program kesetaraan dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari siswa tersebut.
According
to Hedberg
(2009 : 10), Reflection is an important tool, not just for management students
but also for practicing managers as they work in chaotic, ambiguous, and busy
organizations. Through reflection, classroom as well as practical experience
becomes meaningful. Reflection is a natural, and essential, part of the
learning process. Learning is a continuous cycle of experience, observation,
conceptualization, and experimentation. Learning is acting and observing, doing and being, and telling and listening. Reflection often
focuses on the latter part of these dualities: observing, being, and listening.
Terjemah :
Menurut Hedberg (2009 : 10), Refleksi
adalah alat yang penting, tidak hanya untuk siswa manajemen tetapi juga untuk
melatih manajer karena meraka bekerja dalam organisasi yang sibuk, ambigu, dan
kancau. Melalui refleksi, ruang kelas serta pengalaman praktis menjadi berarti.
Refleksi adalah bagian yang alami, dan
penting, dari proses pembelajaran. Belajar adalah siklus pengalaman,
pengamatan,konseptualisasi dan eksprimen yang berkesinambungan. Belajar
bertindak dan mengamati, melakukan dan dualitas : mengamati, menjadi, dan mendengarkan.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik
1.
Tujuan
pengelolaan peserta didik
Tujuan manajemen
peserta didik adalah pengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan
(sekolah): lebih lanjut proses
pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Secara umum management peserta didik
berfungsi sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin dari berbagai segi, baik segi individualitasnya,sosial, aspirasi
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya (Sunaengsih, 2017:132).
Manajemen
peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai dari masuk sampai
dengan mereka lulus sekolah,dengan cara memberikan layanan sebaik mungkin pada
peserta didik. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar, tertib, dan
teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang
ditetapkan. (Kristiawan, 2017 :9)
Menurut Mariana (2015 : 439 ),
mengemukakan bahwa pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu umum dan tujuan
khusus. (a) tujuan umum adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas
untuk bermacam –macam kegiatan belajar dan mengajar supaya mencapai hasil yang
baik. (b) tujuan khususnya mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan
alat-alat belajar, menyediakan kondisi belajar, serta membantu siswa memperoleh
hasil yang diharapkan. Dari kedua tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan baik.
Kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku
peserta didik di dalam kelas dan mengelola proses kerja kelompok, sehingga
proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Pengelolaan kelas sangat
penting dalam usaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif serta untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Daryanto (2006) di dalam buku
Neoloka (2017 : 12), mengatakan bahwa dalam manajemen pendidikan terdapat
proses yang sinergis, yaitu sebagai berikut:
1. Proses
pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual, dan
materi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
2. Proses
keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efesien.
3. Proses
bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang
baik dan tepat, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
4. Proses
pelaksanaan kepemimpinan untuk mewujudkan aktivitas kerja sama yang efektif
bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
5. Proses
pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari yang usaha-usaha besar sampai pada
usaha-usaha kecil dan sederhana.
6. Proses
pembinaan atau supervisi pendidikan.
7. Proses
pengawasan seluruh kinerja kependidikan.
Menurut Seri Perundang-undangan (2009 :
9), mengatakan bahwa pada Pasal 3 Bab II Undang-Undang Republik Indonesia nomor
9 Tahun 2009 menyebutkan bahwa badan hukum pendidikan bertujuan memajukan
pendidikan nasional dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dan otonomi perguruan tinggibpada jenjang
pendidikan tinggi.
According to Bush (2000 : 6), some approaches
to educational management are concerned predominantly with organisational
objectives while other models strongly emphasise individual aims. There is a
range of opinion between these two views. Gray (1979, p. 12) stresses both
elements; ‘the management process is concerned with helping the members of an
organisation to attain individual as well as organisationalobjectives within
the changing environment of the organisation’.
Terjemah
:
Menurut Bush (2000: 6), beberapa pendekatan untuk manajemen pendidikan sangat berkaitan dengan tujuan organisasi sementara model lain sangat menekankan tujuan individu. Ada berbagai pendapat di antara dua pandangan ini. Gray (1979, p. 12) menekankan kedua elemen; "Proses manajemen berkaitan dengan membantu anggota organisasi untuk bekerja secara individu maupun organisasi secara obyektif dalam lingkungan yang berubah dari organisasi".
According to Wiseman (2014 :79), the type of goals that teachers set influences the amount of motivation that students have to reach them. Goals thet are moderately difficult, specific, and likely to be reached in the near future enhance motivation and persistence. Specific goals proprovides a challenge, but not unreasonable one. When goals are too complex, vague and/ or confusing, too siplistic, they are not seen as when goals are pereived as being too simplistic, they are not seen as being either interesting or important.
Terjemah :
Menurut Wiseman (2014: 79), jenis tujuan yang guru atur memengaruhi jumlah motivasi yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan yang agak sulit, spesifik, dan mungkin dicapai dalam waktu dekat meningkatkan motivasi dan ketekunan. Sasaran khusus memberikan tantangan, tetapi bukan yang tidak masuk akal. Ketika tujuan terlalu kompleks, tidak jelas dan / atau membingungkan, terlalu siplistis, mereka tidak terlihat ketika sasaran dirasa sebagai terlalu sederhana, mereka tidak terlihat menarik atau penting.
Menurut Badrudin, (2014: 24) Secara
khusus, manajemen peserta didik bertujuan :
1. Meningkatkan
pengetahuan, keteramilan, dan psikamotor peserta didik.
2. Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan
aspirasi, haraan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Peserta
didik mencapai kebahagiaan dan kesejahtraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan mencapai cita – cita mereka.
Tujuan manajemen
pelayanan peserta didik yaitu mengatur kegitan peserta didik agar kegiatan –
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah)
lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga pendidikan ,(sekolah) dapat
berjalan, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
2. Fungsi pengelolaan (manajemen) peserta didik
Menurut
Sagala (2013: 56-64), mengatakan bahwa fungsi atau aktivitas organisasi
menyesuaikan diri dengan lingkungan, menentukan struktur kerjanya atas dasar
kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan. Fungsi administrasi sebagai suatu
alat sifat yang nyata dan pendidikan formal muncul dari kebutuhan membina
pertumbuhan sekolah-sekolah dan perkembangan manajemennya. Kegiatan manajemen
sekolah dalam mencapai tujuan adalah melalui penerapan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan pelaporan, pengkoordinasian,
pembiayaan, dan pengawasan dengan menggunakan dan memanfatkan fasilitas maupun
sumberdaya yang tersedia. Jadi, fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian atau
evaluasi terhadap semua program kerja sekolah dengan pengaturan yang baik oleh
para profesional untuk mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan
sumber daya yang tersedia meningkatkan pencapaian (keefektifan). Berikut
fungsi-fungsi manajemen sekolah :
1.
Fungsi perencanaan
Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan
kegitan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan
apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak
biaya yang diperlukan.
2.
Fungsi
pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi
tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Kegiatan
pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisaian. Salah satu prinsip pengorganisasian adalah membagi habis dan
menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi
secara proporsional.
3.
Fungsi penggerakan
(actuating)
Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota kelompok
melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas
menggerakkan dilakukan oleh pemimpin. Actuating adalah kemampuan membujuk
orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
4.
Fungsi
pengkoordinasian
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit,
orang-orang, lalu lintas informasi dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya
harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Koordinasi yang baik dilakukan oleh kepala sekolah dapat menghindarkan
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar personal sekolah atau
kesimpangsiuran dalam tindakan.
5.
Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama
tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang
dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Diperlukannya pengarahan dari pengarah
agar mempengaruhi orang-orang mau bekerja sama dengan sebaik-baiknya dalam
mencapai tujuan.
6.
Fungsi pegawasan
Pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membina,
dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Proses
pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan manajer
mendeteksi penyimpangan dari perencanaan yang tepat.
Menurut Ardhi
(2015:83-84), fungsi manajemen ada 4 yaitu sebagai berikut :
1.
Fungsi perencanaan/
planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan
perusahaan an diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan dilakukan segenap jajaran personel organisai
untuk menentukan tujuan organisai secara menyeluruh dengan cara terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan proses yang paling penting dari
keseluruhan fngsi manajemen karna tanpa tanpa perencanaan yang matang maka
fungsi yang lainnya taidak dapat berjalan secara maksimal.
2.
Fungsi pengorganisasian/ organizing
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan
pada sumberdaya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaaan
3.
Fungsi
kepemimpinan/ directing/ leading
Fungsi kepemimpinan adalah manajer untuk meningkatkan
efektiitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan
kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya.
4.
Fungsi
pengendalian/ controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai
kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan
Menurut Saifuddin (2018: 57-58), bahwa fungsi manajemen
peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan dri seoptimal mungkin, baik yang berkeanaan dengan segi-segi
individualiasnya, segi sosialnya,segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan
segi-segi potensi peserta didik lainya. Fungsi manajemen peserta didik secara
khusus dirumuskan sebagai berikut:
a.
Fungsi yang
berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik ialah, agar mereka
dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat.
b.
Fungsi yang
berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah, agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orangtua dan
keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan masyarakatnya.
c.
Fungsi yang
berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah, agar
peserta didik tersalur hobi, kesenagan dan minatnya.
d.
Fungsi yang
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didika ialah,
agar peserta didik sejahtera didalam hidupnya
Menurut
Badrudin, (2014: 24-25) Fungsi manajemen
peserta didik secara umum adalah : sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan dimensi –
dimensi individu, sosial, aspirasi, kebutuhannya, dan dimensi potensi peserta
didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik
secara khusus dirumuskan sebagai berikut
1. Fungsi
yang berkenaan dengan
pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat
mengembangkan potensi – potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat.
Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi denagn sebayanya, dengan orang tua
dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya, dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai
makhluk sosial.
3. Fungsi
yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar
peserta didik dapat menyalurkan hobi, kesenangan dan minat. Hobi, kesenangan,
dan minat peseta didik patut disalurkan karena dapat menunjang perkembangan
diri peserta didik secara keseluruhan.
4. Fungsi
yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahtraan peserta didik ialah
agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat
penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan
sebayanya.
3. Peran kepala sekolah dalam manjemen peserta didik
Menurut
Mistrianingsih (2015:369),
peran kepala sekolah sebagai administrator melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) pengelolaan keuangan dengan cermat dan teliti, (2)pendokumenan program
kerja dilakukan oleh kepala sekolah tidak hanya dalam bentu paper atau lembaran
saja, tetapi juga ddisimpan dalam komputer. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh kepala sekolah sebagai motivator antara lain: (1) kepala sekolah
memberikan motivasi kepada kedua orangtua setiap rapat untk menghimbau kepada
orang tua agar bersama dengan kepala sekolah dan guru untuk memajukan kualitas
sekolah, (2) memberi motivasi berupa perkataan, (3) guru dibebaskan untuk
belajar kemanapun mereka inginkan. Peran kepala sekolah sebagai inovator, yaitu
ide dan gagasan kreatif dalam membuat program kerja unggulan sekolah berupa SPD
dan nomor absen ramah lingkungan.
Menurut Hasruddin (2008:52), mengatakan
bahwa dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang
harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai
sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum,
yaitu:
1)
Merencanakan tujuan belajar;
2)
Mengorganisasi berbagai sumber belajar
3)
Mewujudkan tujuan belajar
4)
Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan
menstimulasi siswa.
According
Terpollaria (2001 :69-70) thats, one difficult part of the teacher’s
role is to teach to the students to think critically and note to take everything for granted, so they have to doubt
for everything and start elaborating their own ideas. This seems so easy but
this task is one of the most difficult to be fulfilled and put into motion. As
a beginner teacher, classroom management can be the hardest task faced during
the year. The teacher can assume different roles in several situations, the one
of facilitator, moderator, guide, supporter etc. The role of the teacher is
fundamental in the classroom to deal and resolve possible conflicts in her
“territory and dealing with discrimination. We, as teachers exist because they
do firstly exist I think that one of the main principles of a good teaching is
definitively social interaction. Social interaction is a dynamic sequence of
social action between individuals or groups, in other words they are events in
which people attach meaning to a situation, interpret what others’ meaning are
and respond accordingly.
Terjemah :
Menurut Terpollaria (2001 :69-70), Salah satu bagian yang
sulit dari peran guru adalah untuk ajarkan kepada siswa untuk berpikir kritis
dan tidak mengambil segala sesuatu begitu saja, jadi mereka harus meragukan
segalanya dan mulai mengembangkan ide mereka sendiri. Ini tampaknya begitu
mudah tetapi tugas ini adalah salah satu yang paling sulit untuk dipenuhi dan
dimasukkan ke dalam gerakan Sebagai seorang guru pemula, manajemen kelas dapat
menjadi tugas yang paling sulit dihadapi sepanjang tahun. Peran guru sangat penting di kelas untuk
menangani dan menyelesaikan
konflik yang mungkin terjadi di "wilayahnya dan menangani
diskriminasi. Kami, sebagai guru ada karena mereka ada pertama saya pikir
salah satu prinsip utama pengajaran yang baik adalah interaksi sosial yang
pasti. Sosial interaksi adalah urutan aksi sosial
dinamis antara individu atau kelompok, dengan kata lain mereka adalah peristiwa
di mana orang melampirkan makna pada suatu situasi, mengartikan apa yang orang
lain maksud dan tanggapi dengan tepat.
Menurut
Danim (2012 : 47-48)
bahwa, guru tidak hanya bekerja sebatas bisa bekerja manual, melainkan sudah
harus makin akrab dengan instrumen teknologi informasi dan komunikasi,
komputer, internet dan sebagainya. Guru masa depan harus mampu memainkan peran
seperti berikut ini :
a.
Sebagai penasehat,
dimana guru harus mampu mengumpulkan data dan informasi, serta mepresentasikannya di hadapan sejawat
dan siswa untuk perbaikan pembelajran dan aktivitas
pendukung akademik lainnya.
b.
Sebagai subjek yang
memproduksi, dimana guru tidak lagi hanya sebagai penyalur dan penyadap ilmu, melainkan harus
mampu memproduksi pengalaman baru dalam rangka perbaikan
pembelajaran.
c.
Sebagai perencana,
artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas yang dapat memaksimalkan pembelajaran dan sudah
terprogram dengan baik.
d.
Sebagai inovator
artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaruan berkenaan dengan pola pembelajaran seperti metode
mengajar, media pembelajaran sistem dan alat evaluasi
serta nurturant effect lainnya agar berdampak kepada hasil yang maksimal.
e.
Sebagai motivator, artinya guru masa depan mampu
memiliki motivasi untuk terus belajar dan
belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar
dan terus belajar.
f.
Sebagai pribadi yang
mampu atau capable personal, dimana guru diharapkan memilki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta
sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga
mampu mengelola proses pembelajaran.
g.
Sebagai pengembang,
dimana guru mau untuk terus mengembangkan diri, mau menularkan kemampuan dan keterampilan kepada siswanya dan untuk
semua orang.
h.
Sebagai penghubung,
dimana guru harus mampu menjadi bagian dari jaringan-jaringan kemasyrakatan yang berkemaun untuk memajukan
sekolah dan meningkatkan prestasi belajar
siswa.
i.
Sebagai pemelihara,
dimana guru tidak hanya mendorong anak menjadi cerdas dan terampil, melainkan juga sebagai subjek
yang dapat melestarikan tata nilai tradisional yang masih relevan.
2.1.3
Langkah Langkah
Pengelolaan Peserta Didik
Menurut Agustina
(2013:9-14), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup aktivitas individual dan kelompok.
Di dalam In Service Learning I,
aktivitas individual meliputi:
1. membaca materi;
2. menjawab pertanyaan (apersepsi);
3. mengerjakan tugas;
4. membaca referensi lainnya; dan
5. melakukan refleksi.
Sementara itu, aktivitas kelompok
meliputi:
1. mendiskusikan materi dan
tugas;
2. sharing pengalaman
dalam melakukan tugas dan memecahkan kasus; dan
3. role play (bermain
peran).
Aktivitas individu
adalah hal yang utama sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk
berbagi, memberikan pengayaan dan penguatan terhadap kegiatan yang telah
dilakukan masing-masing individu. Dengan mengikuti langkah-langkah belajar di
atas, diharapkan nantinya dapat secara
individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensi untuk menyiapkan diri sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
Dalam kegiatan On
the Job Learning (OJL), diminta untuk mengkaji peraturan setempat terkait
PPDB, serta penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik di sekolah
magang ke-1 (sekolah asal). Sementara itu, untuk tugas OJL di sekolah magang
ke-2 (sekolah lain) ,kemudian diminta untuk mengevaluasi program penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik di sekolah tersebut.Jika hasil AKPK yang
paling rendah adalah dimensi kompetensi manajerial, khususnya pada kompetensi
pengelolaan peserta didik, maka harus berupaya meningkatkan kompetensi tersebut
di sekolah magang ke-2. Dalam kegiatan In- Service Learning 2 (In-2),
diminta untuk memaparkan hasil OJL di atas, dengan melampirkan laporan
tertulis, semua bukti dan dokumen dalam portofolio BAB III.D.
Sistem promosi
adalah sistem penerimaan peserta didik tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang
mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Secara umum sistem ini
berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarnya kurang dari daya tampung
sekolah. Sementara itu, sistem seleksi digolongkan menjadi tiga macam.. Pertama,
seleksi berdasarkan daftar nilai ujian nasional/nilai rapor, kedua,
berdasarkan penelusuran minat dan bakat, dan ketiga adalah seleksi
berdasarkan hasil tes masuk.
Prosedur penerimaan peserta didik
baru adalah:
1). Pembentukan panitia
penerimaan peserta didik baru,
2). Rapat penetapan kuota peserta
didik baru,
3). Pembuatan, pemasangan atau
pengiriman pengumuman,
4). Pendaftaran peserta didik
baru,
5). Seleksi penerimaan peserta
didik baru,
6). Penentuan peserta didik yang
diterima,
7). Pengumuman peserta didik yang
diterima, dan
8). Registrasi peserta didik yang
diterima
Setelah peserta didik
diterima perlu pengadministrasian karena dalam bidang pendidikan sangat
diperlukan sistem pengelolaan informasi yang tertib dan teratur, sehigga
peningkatan kompetensi kepala sekolah/madrasah dan guru sangat diperlukan.
Peningkatan kemampuan tersebut akan berdampak positif, yaitu makin meningkatnya
efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di diunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal
pokok, yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting
system).
Menurut Destriyadi
(2017 : 85-87), Sistem Informasi Akademik merupakan sistem yang dapat
memeberikan informasi yang didapat dari hasil pengolahan data akademik. Penting
adanya sistem informasi bagi sekolah. Sekolah setiap tahunya akan membuka
pendaftaran dan meluluskan siswanya. Dimulai dengan pendaftaran, calon siswa
tersebut akan menjalani serangkaian prosedur, untuk Negeri umumnya terdapat
penyeleksian seperti nem atau pun tes, sedangkan swasta tidak terdapat
penyeleksian. Kemudian setelah calon siswa diterima, pihak sekolah akan
melakukan pembagian kelas dimana pembagian kelas tersebut memiliki beberapa
indikator seperti asal sekolah, nama, dan lainya. Kemudian terbitlah absensi
sesuai dengan pembagian kelas tersebut, kemudian dari absensi tersebut dapat
ditentukan jadwal melakukan SPP. Sekolah kemudian membuat jadwal pembelajaran
pertingkat yaitu 1, 2, 3, dan seterusnya.
Dalam pembelajaran
setiap guru diwajibkan memberikan nilai untuk mata pelajaran pada akhir
semester, dari nilai tersebut akan menentukan keputusan bahwa siswa tersebut
naik/lulus atau gagal/harus mengulang. Siswa disortir sesuai kategori tersebut
ketika melakukan pendaftaran penerimaan siswa baru. Dimulai dari prosedur pendaftaran yang
digunakan di SMP Angkasa, yaitu sekolah membuka pendaftaran di lingkungan
sekolah, kemudian calon siswa mendaftar langsung ke loket pendaftaran yang
terletak di lingkungan sekolah dengan menyertakan persyaratan yang di tentukan
dan mengisi formulir yang diberikan oleh petugas pendaftaran. Kemudian pihak
sekolah mencatat pendaftar dan menuliskan nomor pendaftaran secara manual,
pendaftaran akan ditutup apabila kuota yang tersedia di SMP Angkasa telah
mencukupi. Setelah
menjalani pendaftaran siswa otomatis di terima di SMP Angkasa, pihak sekolah
akan menghubungi para orang tua siswa bahwa siswa tersebut diterima. Data
pendaftar tersebut kini berubah menjadi data siswa tingkat 1, data siswa
tingkat 1 tersebut selanjutnya akan digunakan untuk melakukan pembagian kelas.
pembagian kelas di SMP Angkasa dilakukan setiap tahun ajaran baru dengan kata
lain setiap kelas pada tingkat 1 setelah naik pada tingkat 2 kelasnya akan
dibagi kembali sesuai dengan data siswa tingkat 2, begitu juga dengan tingkat 2
ke tingkat 3 dan pendaftar yang telah diterima di SMP Angkasa. Pembagian kelas
di SMP Angkasa sendiri melalui beberapa proses dengan indikator - indikator
yang telah ditentukan, indikator tersebut antara lain Nem, asal sekolah untuk
siswa yang baru diterima menjadi kelas 1, Nama, jenis kelamin, peringkat, dll.
Setiap indikator yang telah ditentukan tidak boleh ada kesamaan pada setiap kelas
yang dibagi, contoh siswa bernama Mohammad pada kelas 1A diusahakan tidak boleh
ada siswa dengan nama yang sama, apabila terpaksa harus sama maka nama akhirnya
menjadi patokan dalam pembagian kelas. Proses tersebut dilakukan oleh pihak
sekolah dengan menyortir secara satu per satu oleh satu orang guru yang
diperintahkan kepala sekolah baik itu kelas 1,2, dan 3. Setelah pembagian kelas selesai maka lanjut
kepada prosedur selanjutnya yaitu menentukan jadwal pembayaran SPP perbulan
serta penjadwalan mata pelajaran. Hasil dari pembagian kelas adalah absensi
siswa perkelas, dari absensi ini lah pihak sekolah dapat memantau pembayaran
siswa SPP, absensi ini juga dijadikan indikator untuk melakukan proses
penjadwalan mata pelajaran.
Prosedur penjadwalan
ini memiliki beberapa indikator antara lain, Jam pelajaran, Kelas, dan
pengajuan Jam guru. Maksud dari pengajuan jam guru adalah setiap guru diberikan
jatah oleh pihak sekolah berupa jam - jam yang tidak bisa mengajar. Dari
indikator - indikator tersebut guru yang diperintahkan untuk membuat jadwal
mata pelajaran, mengawali prosesnya dengan melihat pengajuam jam guru, kemudian
menentukan jam guru tersebut mengajar, setiap mata pelajaran tidak boleh ada
guru dan jam yang sama pada kelas yang berbeda. Di SMP Angkasa ini terdapat 2
bagian jam masuk jam pagi yaitu untuk kelas tingkat 3 dan 2, kemudian jam siang
untuk kelas tingkat 2 dan 1, untuk kelas 2 mendapatkan jadwal masuk sekolah
pagi dan siang, dimana kelas 2 yang masuk pagi setelah akhir semester ganjil
akan dipindahkan ke jam siang, begitupun sebaliknya. Dari jadwal yang telah
berhasil terbentuk, maka setiap guru yang mengajar mata pelajaran dengan kelas
yang di ajar, dapat memasukan nilai ketika proses pembelajaran selama
berlakunya jadwal tersebut. Nilai ini dicatat oleh guru sesuai kelas yang
diajarnya, ketika akhir semester guru tersebut memberikan hasil rekapan nilai
kepada wali kelas yang kemudian akan dibuat dalam raport setiap siswa. Raport
ini berisikan nilai - nilai yang didapat siswa permata pelajaran serta
deskripsi dari kelakuan siswa tersebut dilingkungan sekolah, serta keputusan
naik tidaknya siswa.
Menurut Sofi
(2016: 54), Perencanaan yang dilakukan siswa adalah Langkah-langkah
untuk mengakses web google classroom adalah siswa daftar dengan menggunakan
e-mail madrasah, setelah masuk ke dalam classroom siswa membuat sendiri
pasword. Siswa memasukkan kode kelas,siswa dapat membaca materi, mendownload,
diskusi, dan mengikuti ujian (ulangan harian, remedial, pengayaan, tugas)
dimana ujiannya dapat berbentuk pilihan ganda, essay maupun upload tugas,
sesuai informasi jadwal yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran yang
diikuti oleh siswa.
Proses pembelajaran di
sekolah, sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perencanaan pembelajaran
sangat diperlukan. Merencanakan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai
variabel pembelajaran. Menurut Hunt, perencanaan pembelajaran meliputi
rumusan tentang apa yang akan dilakukan pada siswa, dan bagaimana
mengajarkannya pada siswa, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan
ajar ketika mereka sudah menyelesaikan proses . Kemajuan di bidang teknologi
dan komunikasi sekolah diharuskan untuk mengimbanginya dengan memasukkan
teknologi dan komunikasi tersebut ke dalam kurikulum. Pembelajaran memanfaatkan
e-learning sebenarnya merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran.
Menurut Badrudin, (2014 :
37-39) Penerimaan peserta didik baru merupakan
salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting.Ada beberapa
hal yang harus mendapat perhatian dalam penerimaan peserta didik baru yaitu:
kebijakan penerimaan peserta didik baru,
sistem penerimaan peserta didik baru,
kriteria penerimaan peserta didikbaru,
prosedur penerimaan peserta didik baru, dan problem-problem penerimaan peserta didik baru.
1. Kebijakan
penerimaan pesrta didik baru
Kebijakan
penerimaan peserta didik baru harus memenuhi persyaratan persyaratan yang telah
ditentukan. Walaupun setiap peserta didik mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan,
tetapi tidak secara otomatis dapat
diterima di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah karena ada
kewajibankewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta didik.
Kebijakan operasional
penerimaan peserta didik baru memuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah.
Penentuan mengenai jumlah peserta
didik juga didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di sekolah (kondisi
sekolah). Faktor kondisi sekolah tersebut meliputi: daya tampung kelas baru,kriteria mengenai siswa yang
dapat diterima, anggaran yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada,tenaga kependidikan yang tersedia,jumlah peserta didik yang
tinggal di kelas satu, dan sebagainya.
Kebijakan
penerimaan peserta didik juga memuat sistem pendaftaran dan seleksi atau
penyaringan yang akan diberlakukan untuk peserta didik. Kebijakan penerimaan
peserta didik juga berisi ketentuan waktu pendaftaran, memuat personalia yang
terlibat dalam pendaftaran,seleksi,
dan penerimaan peserta didik baru. Kebijakan tersebut dibuat berdasarkan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
2. Sistem
penerimaan pesrta didik baru
Sistem yang
dimaksud di sini menunjuk
pada cara penerimaan peserta didik baru. Terdapat dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.
Pertama menggunakan sistem promosi sedangkan yang kedua menggunakan sistem
seleksi. Sistem promosi adalah penerimaan peserta didik baru tanpa menggunakan
seleksi, tetapi diterima begitu saja(tidak
ada yang ditolak). Sistem tersebut terjadi pada sekolah-sekolah yang
pendaftarnya kurang dari jatahatau
daya tampung yang ditentukan. Sistem
seleksidigolongkan menjadi
beberapa macam: a) Seleksi berdasarkan nilai UN; b) Berdasarkan penelusuran
minat dan kemampuan (PMDK) Jalur
prestasi; c)Berdasarkan hasil tes masuk.
3. Kriteria
penerimaan pesrta didik baru
Kriteria
adalah patokan-patokan yang
menentukan bisa tidaknya
seseorang diterima sebagai peserta didik baru. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama kriteria acuan patokan (standardcriterion referenced) yaitu
suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam hal tersebut, sekolah terlebih dahulu membuat
patokan bagi calon peserta didik mengenai kemampuan minimal yang diperlukan
untuk diterima di sekolah. Sebagai konsekuensinya jika semua pendaftar memenuhi kriteria, jika semua calon peserta didik memenuhi patokan minimal, mereka semua harus diterima. Kedua, kriteria acuan norma (norma
criteria on referenceyda) itu status penerimaan
calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi
peserta didik yang mengikuti selcksi.Calon peserta didik yang nilainya di atas rata-rata digolongkan sebagai calon yang diterima sebagai peserta didik.
Sebaliknya, yang beradadi
bawah rata-rata termasuk pesertadidik yang tidak diterima. Ketiga, kriteria yang didaearkan atas daya tampung .Sekolah
me-ranking prestasi peserta
didik mulai yang paling tinggi sampai prestasi yang paling rendah sampai
daya tampung tersebut dipenuhi.
4. Prosedur
penerimaan pesrta didik baru
a. Pembentukan
panitia peserta didik baru
b. Rapat
penerimaan peserta didik baru
c. Pembuatan,pengiriman/pemasangan
pengumuman
d. Pendaftaran
calon peserta didik baru
e. Seleksi
peserta didik baru
f. Penentuan peserta didik
yang diterima
g. Pendaftaran
ulang
5. Problem-problem
penerimaan pesrta didik baru
Di
antara problem
penerimaan peserta didik baru yaitu: pertama,
adanya peserta didik yang hasil tesnya, jumlah nilai UN-nya, dan
kecakapannya sama dengan mereka yang berada pada batas bawah penerimaan. Kedua,adanya calon peserta didik
yang dari segi kemampuannya
masih kalah dibandingkan dengan yang lainnya,
sementara orang tua yang bersangkutan mempunyai kekuasaan tertinggi didaerah tersebut.Ketiga,terbatasnya daya tampung sarana prasarana sekolah,sementara sangat banyak calon peserta didik yang
mempunyai kecakapan yang tinggi.
Menurut
Badrudin (2014 : 40) Penempatan peserta
didik (pembagian kelas) yaitu kegitan pengelompokan peserta didik yang
dilakukan dengan sistem kelas. Pengelompokan peserta didik pada kelas (kelompok
belajar) dilakukan sebelum pesrta didik mengikuti proses pembelajaran.
Pengelompokan tersebut dapat dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada
peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur. Pengelompokan juga dapat didasarkan
pada perbedaan individu peserta didik peserta didik seperti minat, bakat, dan kemampuan.
Menurut
William A. Jeager pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Fungsi integrasi yaitu pengelompokan yang didasarkan atas
kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokan integrasi ini
didasarkan menurut jenis kelamin dan umur. Pengelompokan berdasarkan fungsi
integrasi tersebut menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal. Fungsi perbedaan yaitu pengelompokan
peserta didik didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu
peserta didik seperti minat, bakat, dan kemampuan. Pengelomokan berdasarkan
fungsi perbedaan tersebut menghasilkan pembelajaran yang bersifat individual.
Proses kelulusan adalah kegiatan paling
akhir dari manajemen peserta didik.Kelulusan merupakan pernyataan dari lembaga
pendidikan (sekolah) bahwa peserta didik telahmenyelesaikan program pendidikan yang harus diikuti. Setelah peserta didik selesai
mengikuti seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikandan berhasil
lulus ujian akhir, peserta didik tersebut berhak mendapatkan surat keterangan
lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah
atau Surat TandaTamat Belajar (STTB).
Setelah lulus, secara formal hubungan
peserta didik dengan lembaga pendidikan sudah selesai. Namun demikjan, hubungan
peserta didik dengan lembaga pendidikan dapat dilanjutkan melalui wadah ikatan
alumni. Sekolah dapat memperoleh keuntungan dengan adanya hubungan dengan
alumni. Lembaga pendidikan atau sekolahdapat
menjaring berbagai informasi dari alumni. Misalnya informasi tentang materi
pelajaran mamayang sangat
membantu untuk studi
selanjutnya. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau
bagi alumni lainnya.
Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat
pertemuanpertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni yang biasa disebut reuni.
Bahkan saat ini setiap
lembaga pendidikan (sekolah) ada organisasi alumninya dalam bentuk IKA (Ikatan Keluarga Alumni). Prestasi
para alumni perlu dicatat karena berguna bagi lembaga dalam mempromosikan
lembaga pendidikannya (Badrudin,2014 : 69).
Menurut Junaidi (2015 : 39-41) Prinsip manajemen peserta didik
adalah hal-hal yang harus dipedomani dalam mengelola peserta didik. Dalam
rangka mencapai tujuan dan fungsi pendidikan nasional maka perencanaan peserta
didik haruslah melalui langkah-langkah yang sistematis. Terdapat beberapa
langkah yang harus ditempuh dalam merumuskan perencanakan peserta didik yaitu “forecasting,
objectif, policy, programming, produre, schedule, bugetting”.
According
Mercanlioglu (2010:26-27), Effective time management requires several
components;
a.
List goals and set priorities
If
we don’t know what we want to achieve in our lives, we can’t manage time and
someday, we can be disappointed of where we are. So, make your list, determine
what you are committed to doing, and put these items in the appropriate place
in your time management system. You can use A,B,C system.
A= Highest priority
B= Important to be
completed, but not absolutely essential for today
C= Nice if I can get to
it.
Do the highest priority
items first A’s, then B’s and then C’s.
a. Planning to achieve goals
Having
just goals is not enough. We need to have a clean plan to achieve them. “If you
don’t know where to go, no road can bring you there”. If you want to learn
French, you either have to attend a language course, live in France for a while
or read books about the language. If you are not doing any of those
suggestions, your wish would certainly remain as a dream. Dreams that are not
becoming true are meaning failure, and failure is meaning unhappiness.
b.
Using communication tools efficiently
Telephone
and computer are considered as the traps of our era. When the magical tools of
communication are used consciously and under control, it is obvious that the
contributions are going to be very valuable.
c.
Avoiding procrastination
Procrastination
may be seen as a particular time management problem that involves the delay of
activities. Procrastinating steals your time and chases you from achieving your
goals. In order to achieve something you need to start doing it and to finish
it, you need to not procrastinate it. Thus,the reasons of procrastination
should be determined and the will of problem solving should be present.
d. Desk planning and building a good filing system
Even
though “A messy desk means a messy mind” for some, “A messy desk is the
indicator of genius” for others. If moments where you lose an important file
and end up in difficult situation, you probably are the first type of person
and a spring cleaning is needed. A messy desk and the lack of a good filing
system are important time traps. The desk is not the right place to store
documents; it’s the place where work is realized. Thereby if only needed
documents are on the desk performance would increase and time wouldn’t be
wasted.
e. Regulation of work time according to your body’s energy cycle
While
some people’s energy is peeking early the morning, some are successful on the
afternoon and some at night. Knowing your best time and doing important and
urgent things during that time is a good planning approach.
f. Being able to say “No”
If
it is not a requirement of your job and only by courtesy you are not able to
say “No”, you are facing the problem of being retained of doing your own job.
If you don’t learn to say “No”, your to-do list is going to get longer. You
need to build your own boundaries and learn how to refuse unnecessary work in a
kind way.
g.
Delegation of some of your responsibilities
This way, additional
time to do other important things would remain to the person.
Terjemah:
Menurut Mercanlioglu (2010: 26-27), manajemen waktu yang efektif
memerlukan beberapa komponen;
• Buat daftar sasaran dan tetapkan prioritas
Jika kita tidak tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup kita, kita
tidak dapat mengatur waktu dan suatu hari nanti, kita dapat kecewa di mana kita
berada. Jadi, buat daftar Anda, tentukan apa yang Anda berkomitmen untuk
lakukan, dan letakkan barang-barang ini di tempat yang tepat dalam sistem
manajemen waktu Anda. Anda dapat menggunakan sistem A, B, C.
A = Prioritas tertinggi
B = Penting untuk diselesaikan, tetapi tidak mutlak penting untuk hari
ini
C = Bagus jika saya bisa mendapatkannya.
Lakukan item prioritas tertinggi pertama A, lalu B dan kemudian C.
a. Merencanakan untuk mencapai tujuan
Memiliki tujuan saja tidak cukup. Kita harus memiliki rencana yang bersih untuk mencapainya. "Jika Anda tidak tahu ke mana harus pergi, tidak ada jalan yang bisa membawa Anda ke sana". Jika Anda ingin belajar bahasa Prancis, Anda harus mengikuti kursus bahasa, tinggal di Prancis untuk sementara waktu atau membaca buku tentang bahasa tersebut. Jika Anda tidak melakukan salah satu dari saran tersebut, keinginan Anda pasti akan tetap sebagai mimpi. Mimpi yang tidak menjadi kenyataan berarti kegagalan, dan kegagalan berarti ketidakbahagiaan.
b. Menggunakan alat komunikasi secara efisien
Telepon dan komputer dianggap sebagai perangkap zaman kita. Ketika alat komunikasi magis digunakan secara sadar dan terkendali, jelas bahwa kontribusinya akan sangat berharga.
c. Menghindari penundaan
Penundaan dapat dilihat sebagai masalah manajemen waktu tertentu yang melibatkan penundaan kegiatan. Menunda-nunda mencuri waktu Anda dan mengejar Anda dari mencapai tujuan Anda. Untuk mencapai sesuatu yang Anda butuhkan untuk mulai melakukannya dan menyelesaikannya, Anda tidak perlu menunda-nunda. Dengan demikian, alasan penundaan harus ditentukan dan kehendak penyelesaian masalah harus ada.
d. Perencanaan meja dan membangun sistem pengarsipan yang baik
Meskipun “Meja yang berantakan berarti pikiran yang berantakan” bagi beberapa orang, “Meja yang berantakan adalah indikator kejeniusan” bagi orang lain. Jika saat-saat ketika Anda kehilangan file penting dan berakhir dalam situasi yang sulit, Anda mungkin adalah tipe orang pertama dan pembersihan musim semi diperlukan. Meja yang berantakan dan kurangnya sistem pengarsipan yang baik adalah perangkap waktu yang penting. Meja bukan tempat yang tepat untuk menyimpan dokumen; ini adalah tempat di mana pekerjaan terwujud. Dengan demikian jika hanya dokumen yang diperlukan saja yang ada di meja kerja akan meningkat dan waktu tidak akan sia-sia.
e. Pengaturan waktu kerja sesuai dengan siklus energi tubuh Anda
Sementara energi beberapa orang mengintip pagi-pagi, beberapa berhasil di sore hari dan beberapa di malam hari. Mengetahui waktu terbaik Anda dan melakukan hal penting dan mendesak selama waktu itu adalah pendekatan perencanaan yang baik.
f. Mampu mengatakan "Tidak"
Jika itu bukan persyaratan pekerjaan Anda dan hanya dengan sopan Anda tidak dapat mengatakan "Tidak", Anda menghadapi masalah untuk tetap melakukan pekerjaan Anda sendiri. Jika Anda tidak belajar mengatakan "Tidak", daftar tugas Anda akan menjadi lebih panjang. Anda perlu membangun batas-batas Anda sendiri dan belajar bagaimana menolak pekerjaan yang tidak perlu dengan cara yang baik.
g. Delegasi beberapa tanggung jawab Anda
Dengan cara ini, waktu tambahan untuk melakukan hal-hal penting lainnya akan tetap ada pada orang tersebut.
h.
Delegasi beberapa tanggung jawab Anda
Dengan cara ini, waktu tambahan untuk
melakukan hal-hal penting lainnya akan tetap ada pada orang tersebut.
Menurut Mulyono (2012:27), mengatakan bahwa ada dua fokus dalam penilaian kualitas sekolah dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah yang dilihat oleh masyarakat, yaitu pertama, kelayakan dapat dilihat dari berbagai sumberdaya, sarana dan prasarana yang dimiliki, dan kedua, kinerja dapat dilihat dari proses dan hasil pendidikan yang dicapai sekolah yang bersangkutan. Dengan adanya komitmen yang tinggi dari berbagai pihak yaitu orang tua atau masyarakat, guru, kepala sekolah, siswa dan staf lainnya, serta pemerintah dalam pencapaian tujuan peningkatan mutu.
Dalam pelaksanaan-nya strategi yang dapat dilakasanakan oleh sekolah antara lain meliputi evaluasi diri (self evaluation) untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan sekolah. Dalam evaluasi tersebut sekolah bersama - sama orangtua dan masyarakat menentukan visi dan misi sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan atau merumuskan mutu yang diharapkan dan dilanjutkan dengan menyusun rencana program sekolah termasuk pembiayaan dengan mengacu kepada skala prioritas dan kebijakan nasional sesuai dengan kondisi sekolah dan sumber daya yang tersedia.
2.2 Kajian Teoritis
Menurut kelompok
kami, pengelolaan peserta didik memiliki beberapa pengertian,fungsi dan tujuan
serta langkah – langkah. Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti
mengelola. Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki
secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/
organisasi. Pengelolaan dilakuan kepala sekolah dengan kewenangannya sebagai
manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan
mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Pengelolaan peserta didik atau
Manajemen peserta didik adalah penataan atau pengaturan terhadap segala
kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik, dimulai dari
masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
sekolah atau lembaga kependidikan lainnya. Adapun fungsinya bagi guru yaitu, dapat merencanakan tujuan belajar,
dapat mengorganisasi berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar,
dan dapat memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.Sedangkan tujuannya mencakup pengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang
proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) lebih lanjut proses
pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun Langkah-langkah dalam pengelolaan
peserta mencakup aktivitas individu maupun aktivitas kelompok sehingga dapat
menjadikan peserta didik tersebut lebih terarah dalam mengikuti prosedur yang
telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan
peserta didik adalah suatu penataan atau pengatur aktivitas yang berkaitan
dengan peserta didik, yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga. Pengelolaan
peserta didik menunjukan pada
pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik semenjak
dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meniggalkan sekolah karena
sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu.
Manajemen
peserta didik memiliki peran yang sangat strategis dari sekian banyak manajemen
sekolah/ madrasah, karena semua aktifitas manajemen madrasah baik yang
berkenaan dengan manajemen kurikulum, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan dan lainnya. Akan bermuara
atau diarahkan agar peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang baik.
Dalam
pengelolaan peserta didik ada tujuan yang hendak ingin dicapai tujuan tersebut
adalah pengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah): lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga
tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Pencapaian
tujuan tersebut terdapat fungsi yang harus dilakukan baik dari sekolah, kepala
sekolah dan guru. Tenaga
pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan pribadi dan
nilai-nilai yang diinginkan. Fungsi untuk manajemen peserta didik yaitu merencanakan tujuan belajar; mengorganisasi berbagai sumber
belajar,
mewujudkan tujuan belajar, memimpin, yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa.
Dalam manjemen pesertd didik adanya
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk manajemen pesert didik yaitu: yang
pertama analisis kebutuhan peserta didik, kedua rekruitmen peserta didik,
ketiga selesksi peserta didik, keempat masa orientasi peserta didik, kelima
penempatan peserta didik, keenam pembinaan dan pengembangan peserts didik,
ketujuh pencatatan laporan dan yang terakhir kelulusan alumni.
3.2 Saran
Dalam penyusunan
makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan materi dengan
semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam
penyusunannya, juga dari segi materi. Oleh karena itu,penyusun mengharapkan
pembaca untuk ikut dalam penyempurnaan,makalah selanjutnya, dan harapan bagi
penyusuin semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran
terutama dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Nora. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta:
Deepublish
Agustina,
Yusniani.,dkk. 2013. Pengelolaan Peserta Didik. Karanganyar: LPPKS
Anwar,
Sudirman. 2015.
Management
of Student Development Persperktif Al-Qur’an an As- Sunnah. Riau: Yayasan
Indragiri.
Ardhi, Mohammad
Imam.2015. Evaluasi Manajemen Penerimaan
Peserta Didik Baru Sistem Real Time
Online Dinas Pendidikan Yogyakarta. Yogyakarta: UNY. Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 8.
Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT
Indeks..
Bush, Tony., dan Coleman, Marianne.
2000. Leadership and Strategic Management in Education. London: Paul Chapman Publishing Ltd
Bush, Tony., dkk. 2010. The
Principles of Educational Leadership and Management. India: Mixed sources
Danim dan Khairil.
2012. Profesi kependidikan. Bandung :
Alfabeta.
Destriyadi,Dody
dan Syafariani.,R.,F.2017. Sistem Informasi Akademik Smp Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung. Jurnal Infotronik. Vol.2.No.2.
ISSN : 2548-1932
Hasruddin.2008. Formasi. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. ISSN
1412-1905
Hedberg.,P.,R.2009. Learning Through Reflective Classroom Practice
Applications to Educate the Reflective Manager. Journal of
Management
Education.
Volume.33.Number. 1.
Junaidi.2015. Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik pada MAN Beringin Kota Sawahlunto.Jurnal Al-fikrah.vol.1 no.1
Kristiawan,
Muhammad, dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Jakarta: DEEPUBLISH
Mariana,Devi.2015.Pengelolaan Kelas
dalam Pembelajaran Bagi Anak Terpidana.Jurnal Manajemen Pedidikan.Vol.24.No.5.
Mayasari.2015.
Manajemen Pembelajaran Homeschooling. Manajemen Pendidikan.Vol.24.No.5.ISSN: 0852-1921
Mercanlioglu,Çigdem. 2010. The Relationship Of Time Management
To Academic Performance Of
Master Level Students.International Journal Of Business And Management Studies Vol. 2.No.1ISSN: 1309-8047
Mistrianingsih,Siti,dkk.2015.
Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah.Manajemen
Pendidikan.Vol.24.No.5.
ISSN : 0852-1921
Mulyono. 2012. Pengelolaan Penerimaan Siswa Baru Di Smk Iptek Weru Sukoharjo. Jurnal
Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No.
1
Neolaka, Amos., dan Neolaka, Grace
Amialia A. 2017. Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: KENCANA
Nur,Muhammad, dkk. 2016. Manajemen
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN
Dayah Guci Kabupaten Pidie.
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala.Volume.4.No.1. ISSN : 2302-0156
Nulin
dkk, 1997. Student Participation In
Community Service Activity.U.S : Depertment of Education.
Pangastuti, Ratna dan Isnaini Solichah. Studi Analisis Manajemen Kelas di Tempat
Penitipan Anak (TPA) Khadijah
Pandegling Surabaya. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Volume 2. ISSN: 2502-3519.
Putra,Adi.2016.
LAYANAN KHUSUS PESERTA DIDIK
(KESISWAAN). Jurnal
of Islamic Education
Management. Vol.2.No.2. ISSN: 2461-0674
Rahayu.,E.,F.2015.
Manajemen Pembelajaran dalam Rangka
Pengembangan Kecerdasan
Majemuk Peserta Didik. Manajemen
Pendidikan. Vol.24.No.25. ISSN : 0852-1921
Sagala, Syaiful. 2013. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabet
Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta.
Depublish.
Seri Perundang-Undangan. 2009. Undang
– Undang BHP (Badan Hukum Pendidikan). Yogyakarta:
PUSTAKA YUSTISIA
Sofi, Euis. 2016. Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VIII
MTs Negeri.TANZHIM
Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan.Vol.1.No
1.ISSN: 2548-3978
Sunaengsih, Cucun. 2017.Buku Ajaran Pengelolaan
Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Supriyo.2015.Pengaruh Buku Teks dan
Cetak Terhadap Hasil Belajar Di SMA N 1 Marga Tiga KabupatenLampung Timur Pada Klas XII IPS Tahin Pelajaran
2013/2014.Jurnal pendidikan Ekonomi
UM Metro.Vol.3.,No.1.ISSN:2442 – 9449
Susanto,Ahmad. 2013. Teori
Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Terpollari, Marinela. 2001. Teacher’s Role as Mediator and Facilitator.
Albania: University Aleksander Moisiu.
European Scientific Journal. Vol.24.
ISSN 1857- 7431.
Wiseman, Denniz G., Hunt, Gilbert H.
2014. Best Practice in Motiation and Managemen in the Classroom. Carolina: CHARLES C THOMAS
Komentar
Posting Komentar