Pendekatan Ekspository dan Heuristik
A.
PEMBELAJARAN EKSPOSITORY
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves
a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun
untuk mencapai tujuan tertentu.[1][2]
Kemp (1995)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efesien.[2][3] . Begitu
juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga
akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi
yang terbaik. Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[3][4] Strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur,
guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi
pengelolaan pembelajaran.[4][5]
Dari
beberapa defenisi yang dikemukakan penyusun diatas. Dapat disimpulkan bahwa,
“strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang
berisi serangkaian kegiatan
yang didesain secara khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya)
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Misal strategi pembelajaran yang
berbentuk metode, untuk melaksanakan strategi pembelajaran ekspositori dapat
digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan
menggunakan media pembelajaran.
B. Pengertian
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang
berarti memberi penjelasan. Dalam konteks pembelajaran, ekspositorii merupakan
strategi yang dilakukan guru untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-fakta,
gagasan-gagasan dan informasi-informasi penting lainnya kepada para pembelajar.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan
keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta
memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,
demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan
oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode
pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara
langsung.[5][7] Ada
beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :
a. Menurut Wina Sanjaya, ”Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu
diantara strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur.
Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam
strategi ini adalah menyimakdan mendengarkan materi yang disampaikan guru.
b.
Dalam Direktorat Tenaga
Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi
pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and
talk”.
c.
Roy Killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga
siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga
dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.[6][10]
Dari beberapa defenisi yang
dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
C. Krakteristik
Strategi Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di
antaranya :
Strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi
ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan
materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus
utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.[7][11]
Metode
pembelajaran ekspositori bertujuan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah :
·
Menyusun
program pembelajaran;
·
Memberi
informasi yang benar;
·
Pemberi
fasilitas yang baik;
·
Pembimbing
siswa dalam perolehan informasi yang benar,dan Penilai prolehan informasi.
2.
Konsep&
Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori
A.
Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and
talk” Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori :
a. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan
ceramah.
b.
Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c.
Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan
Strategi pembelajaran
ekspositori akan efektif manakala :
a. Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan
dan harus dipelajari siswa.
b.
Apabila guru
menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya agar
siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya
kembali manakala diperlukan.
c.
Jika bahan
pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang
dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat
dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran
hasil penelitian berupa data-data khusus.
d.
Jika ingin
membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e.
Guru
menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya
merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f.
Apabila
seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa.
g.
Apabila guru
akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
h.
Jika
ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada
siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i.
Jika tidak
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.[8][13]
B.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada
satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran
bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama
penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.[9][14] Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip
berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Antara lain:
·
Berorientasi
pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran
harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi
pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.[10][15]
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik
memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar
tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk
menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun
tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan.
Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi
ekspositori.
·
Prinsip
Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai
dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan
pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan.
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi
dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap
pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh
berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi.
Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian,
maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru
dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi.
·
Prinsip
Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih
dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Dalam teori konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hokum belajar. Inti
dari hokum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari
setiap stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak
mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dia
belum ada kesiapan untuk menerimanya.
·
Prinsip Berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat
itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk
mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan
guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.
C.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan
penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang
harus dipahami setiap guru yang akan menggunakan strategi ini. Antara lain :
·
Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai
sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahantingkah laku yang spesifik yang
berorientasi pada hasil belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat
membimbing siswa dala menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas
dan efisiensi penggunaan stratergi ini.
·
Kuasai
materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang
sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah
mengelola kelas, ia akan bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut
dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat menggangu jalannya proses
pembelajaran.
·
Kenali medan
dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian
Pengenalan medan yang baik
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi
pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar belakang audiens atau
siswa yang akan menerima materi pelajaran, misalnya kemampuan dasar atau
pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan
gaya belajar siswa. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan besarnya
ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu
sendiri.
Ada beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori, antara lain :
·
Persiapan
(Preparation)
Tahap persiapan berkaitan
dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.Dalam strategi ekspositori,
langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam
langkah persiapan, di antaranya adalah :
·
Berikan
sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
·
Mulailah
dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
·
Bukalah file
dalam otak siswa.
Pada tahan persiapan, memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam
melakukan persiapan, antara lain :
·
Mengajak
siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
·
Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar;
·
Merangsang
dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
·
Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
·
Penyajian
(Presentation)
Langkah penyajian adalah
langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar
materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena
itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini,
yaitu:
·
Penggunaan
bahasa;
·
Iintonasi suara;
·
Menjaga
kontak mata dengan siswa, dan
·
Menggunakan
joke-joke yang menyegarkan.
·
Korelasi
(Correlation)
Langkah korelasi adalah
langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan
hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam
struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk
memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki
struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan
kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
Menyimpulkan
(Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan
untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah
menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori,
sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari
proses penyajian.
Mengaplikasikan
(Application)
Langkah aplikasi adalah
langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah
ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran
ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan
dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai
dengan materi pelajaran yang telah disajikan.[11][25]
D.
Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Baik teori belajar ataupun
strategi pembelajaran pastilah mempunyai keunggulan dan kelebihannya
dibandingkan teori ataupun strategi lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua
setiap teori belajar/strategi pembelajaran akan menghadapi dan mengalami
beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan teori/strategi tersebut.
E.
Keunggulan
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki
beberapa
keunggulan, di antaranya:
·
Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
·
Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
·
Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
·
Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
F.
Kelemahan
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Di samping memiliki
keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
·
Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain
·
Strategi ini
tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
·
Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.
·
Oleh karena
gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah
bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang
diberikan guru.
PENDEKATAN
HEURISTIK
A. Pengertian Model Pembelajaran Heuristik Vee
Istilah Heuristik diambil dari bahasa Yunani yang berarti
“menemukan”. Heuristik merupakan suatu strategi untuk melakukan
proses pencarian (search) ruang problema secara selektif, yang memandu proses
pencarian yang kita lakukan disepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses
paling besar. Diagram Vee (Vee heuristic; Gowin’s Vee atau knowledge vee) dinamakan berdasarkan bentuk “V”-nya.
Pertama kali pembuatan dan penggunaan diagram ini adalah untuk kelas sains.
Jadi, Heuristik Vee merupakan suatu cara yang di pakai untuk
memecahkan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu
pengetahuan alam.
Heuristik
Vee dikembangkan oleh Gowin sejak tahun 1977, awalnya
Gowin mengembangkan heuristik vee untuk membimbing siswa dalam ilmu pengetahuan
membuat pernyataan eksplisit bahwa ia percaya sangat penting untuk membangun
pengetahuan baru tentang konsep heuristik adalah alat, metode, atau prosedur
yang membantu orang untuk mengenali hubungan dan melalui proses ini mencapai
tingkat yang lebih tinggi. pemahaman tentang peristiwa yang kompleks objek,
atau fenomena.
B.
Sketsa Heuristik Vee dan Bagian-bagiannya
Pada sisi konseptual (sebelah kiri Heuristik Vee) mengandung teori, prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Teori dibangun dari prinsip-prinsip, dan prinsip-prinsip dibangun
dari konsep-konsep. Gagasan-gagasan atau sejenis “teori siswa” mengenai
peristiwa-peristiwa alam perlu dibuktikan kebenarannya dengan mengamati suatu
objek atau peristiwa-peristiwa (bagian bawah Heuristik Vee).
Pada sisi metodologi (sisi kanan Heuristik Vee) berisi catatan-catatan yang harus
dibuat, transformasi-transformasi yang dibuat berhubungan dengan
prinsip-prinsip dan kritik pengetahuan (generalisasi) dan nilai berkaitan
dengan teori. Pada bagian atas Heuristik Vee
diletakkan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menuntun siswa dalam penyelidikan.
Heuristik Vee membantu
menemukan bahwa makna dari seluruh pengetahuan pada akhirnya berasal dari
kejadian atau objek yang diamati. Metodologi yang dilakukan siswa tidak
dibimbing oleh gagasan konseptual atau teori yang digunakan seorang ahli.
1.
Strategi Model
Pembelajaran Heuristik Vee
Strategi
mengajar dalam model Heuristik Vee terdiri dari lima
tahapan sebagai berikut:
a.
Orientasi
Guru memusatkan
perhatian siswa dengan menyebutkan beberapa fenomena dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Contohnya: kecelakan
yang terjadi pada otak memberi pengaruh yang besar bagi koordinasi tubuh.
Gangguan motorik apa yang mungkin terjadi pada otak kanan? Apa saja yang
kamu ketahui tentang beberapa penyakit pada sistem saraf?
b.
Pengungkapan Gagasan Siswa
Untuk
memunculkan gagasan konseptual yang melandasi observasi materi yang dilakukan,
siswa di minta mengungkapnya dalam bentuk peta konsep. Dalam hal ini guru tidak
membenarkan atau menyalahkan gagasan siswa.
c.
Pengungkapan Permasalahan/Fokus Pertanyaan
Guru mengajukan
permasalahan yang berkaitan dengan penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan kunci. Contoh: bagaimanakah proses terjadinya gerak
refleks dan gerak sadar? Apa yang menjadi ciri khas gerak refleks dan gerak
sadar?
d.
Pengkonstruksian Pengetahuan Baru
Untuk
mengkonstruksi gagasan baru, siswa di minta melakukan penyelidikan.
Penyelidikan dilakukan per kelompok kecil (4-5 orang) dipandu dengan LKS. Guru
mengawasi siswa dan dapat memberikan bimbingan seperlunya. Guru meminta siswa
memberikan komentar hasil observasinya dan selanjutnya membuat kesimpulan dan
aplikasinya dalam bentuk laporan “V”.
e.
Evaluasi
Untuk
mengevaluasi gagasan mana yang paling sesuai dalam menjelaskan fenomena yang
dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan baru, siswa diminta melakukan tanya
jawab (diskusi) kelas yang dipandu oleh guru. Guru mencatat ide-ide pokok yang
sesuai dengan konsepsi ilmiah. Guru juga mendiskusikan jawaban siswa yang
salah. Dengan demikian, siswa dapat melihat ketidaksesuaian gagasan yang mereka
miliki sebelumnya dan mengubahnya.
A.
Simpulan
Aliran psikologi belajar
yang sangat mempengaruhi Strategi pembelajaran ekspositori adalah aliran
belajar behavioristik. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran
secara verbal.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan
Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip
komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur
pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai,
kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi ini terdapat juga keunggulan
dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008.
2.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ;
berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media,
cet-8, 2011.
3.
M. Chalish,
Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
4.
Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ;
menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990
Apakah hanya metode ekspositori saja yang dapat melakukan pendekatan guru dan mahasiswa dalam proses pembelajaran?
BalasHapus👍
BalasHapusMantap
BalasHapus