Komponen Pembelajaran
A.
Pengertian Komponen Pembelajaran
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil
atau tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari
beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting
dalam proses belajar mengajar.
B. Komponen-komponen
pembelajaran
Komponen-komponen
yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses
mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut akan kami uraikan satu
persatu komponen-komponen tersebut.
a. Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak
sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari pada ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah;
norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan
oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau pendidik
maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang
didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan
pendidik dalam suatu masyarakat.
b.
Peserta didik
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk
seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam
konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti
bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu
dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar
belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa,
sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau
kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu
perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya
terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta
didik. Kalau dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada
usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya
orang dewasa.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah
Amstrong (1981) mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar
belakang budaya masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat kemampuan anak
didik? Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan anak didik disekolah? Dan
bagaimana penguasaan anak didik disekolah? Berdasarkan persoalan tersebut perlu
diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus
pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tanggung jawab pada
anak didik.
c. Guru/pendidik
disekolah
Kata Guru berasal dari bahasa
Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti
harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara
langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat
untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
dituntut mementuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju,
guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk
utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai
pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.
Orang tua dan lingkungan masyarakat
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan
pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Arinya orang tua sebagai
pendidik utama dan berlandaskan pada cinta-kasih keluarga atau anak yang lahir
dari lingkungan keluarga mereka.
Selain orang tua dan guru, pemimpin masyarakat
dan pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat
menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan
atau bimbingan. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas
kerohanian manusia.
e. Interaksi
edukatif pendidik dan anak didik
Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat
interaksi antara komponen-komponen pendidikan. Terutama interaksi antara
pendidik dan anak didik. Interaksi pendidik dengan anak didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik
dalam interaksi tersebut mungkn berupa tindakan berdasarkan kewibawaan,
tindakan berupa alat pendidikan, dan metode pendidikan.
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat
dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik,
metode-metode tersebut antara lain :
a.
Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
b.
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana
guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau
sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .
c.
Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat
“penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
d.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
e.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana
guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk
mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
f. Isi pendidikan
Isi
pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi yang biasanya
disebut kurikulum dalam pendidikan formal.
Secara
etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir yang
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara
terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah.
Pengertian
kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan
kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus, lingkungan yang aman, suasana
keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan sumber-sumber belajar yang
memadai.
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh
dan kuat.
Selain
kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah
·
Adanya teks yang
menarik.
·
Adanya kegiatan atau
aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
·
Memberi kesempatan
siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.
ü
Materi yang dikuasai
baik oleh siswa maupun
guru.
Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain
sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan
komponen-komponen yang lain, terutama komponen anak didik yang merupakan
sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
C. Hubungan
antar komponen pembelajaran
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum,
guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan
suatu hal yang mutlak.
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu
desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering
behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran,
karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar
yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain
dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua
kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar.
Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu
hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat
berjalan baik .
Kesimpulan
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar
mengajar. Di dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran,
yaitu : Kurikulum ; Guru ; Siswa ; Metode ; Materi ; Alat Pembelajaran ; dan
Evaluasi. Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu
dengan yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami
masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang
tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan
meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat
berjalan baik.
Saran
Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual
diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks
kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat
menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam
proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian
hasil belajarnya. Sebagai calon pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini
sangat penting karena dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi
pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UNNES
Press.
Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Komentar
Posting Komentar